Weekly Perspective - W4 Jul 2021
Suku Bunga dan RevisiPertumbuhanEkonomi pada Tahun 2021
- Berdasarkan Rapat
Dewan Gubernur
Bank Indonesia yang dilaksanakan
pada tanggal
21-22 Juli
2021, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR)
akan tetap dipertahankan
pada level 3,5%, dimana suku bunga Deposit Facility sebesar
2,75% dan suku bunga Lending facility sebesar
4,25%. Diharapkan dengan dipertahankannya suku bunga
pada level 3,5%, hal ini akan mendukung perbaikan ekonomi dari dampak pandemi serta mempertahankan stabilitas dari sisi nilai tukar
rupiah dan inflasi.
Inflasi
pada saat ini masih dalam
target level 2-4%.
- Akibat penyebaran
COVID-19 varian
delta pada triwulan
III 2021, pertumbuhan ekonomi diestimasi akan lebih rendah sehubungan dengan kebijakan pembatasan mobilitas untuk mengurangi peningkatan penyebaran
COVID-19 varian
delta. Bank Indonesia merubah perkiraan pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun
2021 menjadi
3,5% - 4,3% dari sebelumnya
di level 4,1% - 5,1%.
Indeks Harga Saham GabunganMenguat Secara Perlahan
- Sejak awal bulan (1–23 Juli 2021) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik
2,87% dari level
6.005,96 ke level
6.101,69 meskipun adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Sektor-sektor secara bergantian menopang kenaikan IHSG tersebut, namun secara garis besar sektor teknologi dan kesehatan yang berperan paling besar dalam menahan IHSG tetap terjaga.
- Sedangkan untuk pasar Obligasi domestik, harga Surat
Utang Negara (SUN) cenderung bergerak menurun. Obligasi domestik dengan yield SUN 10 Tahun berada di kisaran level 6,35 –
6,68% (1-23 Juli 2021), meski di akhir minggu ditutup di level
6,388%.
- Nilai tukar Rupiah menguat setelah tertahan pada kisaran yang 14.400 – 14.700 dalam 3 minggu terakhir. Pada akhir pekan lalu, Rupiah ditutup di level
14.493. Pergerakan nilai tukar Rupiah relatif terkendali di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global. Sementara secara Year-to-Date Rupiah sampai dengan 21 Juli 2021 mencatat depresiasi sekitar 3,39% dibandingkan level di akhir tahun 2020, namun depresiasi ini relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang beberapa negara berkembang lainnya seperti Filipina,
Malaysia dan Thailand.
- Portofolio Reksa Dana
Saham mengantisipasi posisi rebound setelah koreksi terjadi dalam beberapa minggu dalam beberapa waktu kedepan, sehingga mempertahankan porsi saham di level 90-92%. Potensi kenaikan IHSG kedepannya masih ada meski mengalami volatilitas pasar juga agak tinggi. Tactical trading tetap
dilakukan pada saham blue-chip dan mid-cap yang masih
berada dalam valuasi yang atraktif. Reksa Dana
Obligasi berinvestasi
pada SUN seri benchmark 10 – 15 tahun serta durasi portofolio dijaga di
level 6,50 – 7,0 sebagai antisipasi Bank Indonesia masih menjaga suku bunga rendah sepanjang tahun 2021. Alokasi
portofolio untuk Obligasi Korporasi tenor pendek (3 tahun) dengan kupon yang
tinggi tetap dijaga di kisaran 5– 15% untuk optimalisasi return Reksa Dana.
Download PDF
Back to list