Weekly Perspective - W3 July 2020
Cadangan
devisa Juni 2020 mengalami peningkatan menjadi USD 131.70 miliar
Bank
Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2020 adalahsebesar USD 131.70 miliar. Cadangan devisa tersebut mengalami peningkatan dibandingkan
dengan posisi pada akhir bulan Mei sebesar USD 130.50 miliar.
Posisi cadangan devisa saat ini setara dengan pembiayaan 8.40 bulan impor dan
8.00 bulan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Peningkatan cadangan devisa bulan Juni 2020 dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah. Bank
Indonesia menilai cadangan devisa mampu mendukung ketahanan sektor eksternal
serta stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Cadangan Devisa Indonesia PeriodeJuli 2019 – Juni 2020 (dalam USD Milyar)
Sumber: Bank Indonesia
Data
Unemployment Rate Amerika Serikat
memberikan sentimen positif pasar Saham dan Obligasi
- Selama
sepekan terakhir
(5-10 Juli 2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar
+1.16% melanjutkan kenaikan yang terjadi di pekan sebelumnya dan ditutup di
level 5,031.25, sehingga secara Year-to-Date koreksi IHSG
menjadi
sebesar -20.13%. Kenaikan IHSG sepekan terakhir dipengaruhi oleh
positifnya data Unemployment Rate Amerika
Serikat yang
mengalami penurunan dari 14%
di bulan Mei 2020 menjadi
11.7% di bulan Juni
2020, serta kenaikan cadangan devisa dibanding kandengan
bulan sebelumnya turut menjadi katalis positif bagi IHSG. Meskipun IHSG mengalami kenaikan,
namun investor asing masih membukukan net
sell sepanjang Week-to-Date
sebesar
Rp -250.00 miliar dan secara Year-to-Date
net sell Rp
-28.90 trilliun. Sektor yang mengalami mengalami kenaikan terbesar yaitu sektor
Finance sebesar +3.62% diikuti oleh
Agriculture +1.80%, Basic Industry +1.35% dan Mining+1.27%.
Adapun sektor yang mengalami penurunan diantaranya sektor
Property -1.59% diikuti oleh Consumer
Goods -0.91%, Infrastructure -0.45% dan Miscellaneous Industries -0.29%.
- Sedangkan
untuk
Pasar Obligasi Domestik,
harga Surat Utang Negara (SUN) yang mengacu pada Bloomberg
Indonesia Local Sovereign Bond Index (BINDO) juga mengalami kenaikan
tipis +0.55% selama satu minggu terakhir melanjutkan kenaikan yang terjadi di sepanjang Juni
2020. Kenaikan harga Obligasi selama sepekan terakhir dipengaruhi oleh
membaiknya data Unemployment Rate di
Amerika Serikat
serta data neraca perdagangan bulan Juni 2020
mengalami surplus seperti bulan sebelumnya. Pelaku pasar juga memiliki
ekspektasi bahwa Bank
Indonesia akan kembali menurunkan suku bunga 7-Day
Reverse Repo Rate sebanyak25
bps dari
4.25% menjadi 4.00% karena data ekonomi yang
mendukung sehingga akan
menjadi katalis positif bagi pasar Obligasi. Dari sisi valuasi
Pasar Obligasi Domestik
dengan level yield SUN 10 Tahun di
level saat ini masih atraktif, dibandingkan dengan negara yang memiliki rating
sejenis seperti Indonesia yaitu India dimana yield 10 tahun menyentuh level
5.80-6.00% sehingga masih ada upside
penurunan yield SUN kedepannya. Kenaikan harga Obligasi sejalan dengan nilai
tukar Rupiah yang menguat tipis terhadap USD di kisaran Rp 14,250/USD
pergerakan yield SUN 10 Tahun yang mengalami penurunan dari level 7.20 ke
7.10%. Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Pembiayaan dan Risiko (DJPPR)
per tanggal 10 Juli
2020, investor asing membukukan net
buy sepanjang Month-to-Date
sebesar Rp 2.00 triliun
meskipun secara Year-to-Date
net sell sebesar
Rp -114.50 triliun di
Pasar Obligasi Domestik dari
posisi akhir Desember 2019 sebesar Rp 1,062.20 triliun
menjadi 948.70 trilliun.
- Strategi Portofolio
Reksa Dana Saham menaikkan
porsi alokasi investasi di kisaran di level 85-90% sembari menganalisa pergerakan IHSG kedepannya yang masih
memiliki volatilitas yang tinggi akibat belum meredanya pandemi COVID-19. Tactical
trading tetap
dilakukan pada saham blue chip yang sudah berada dalam valuasi
yang murah dan berpotensi memberikan pertumbuhan return kedepannya terutama di beberapa
sektor seperti perbankan yang merupakan sektor dengan bobot terbesar dalam IHSG
serta merupakan sektor yang menjadi penggerak ketika IHSG mengalami rebound,
serta sektor Consumer, Infrastructure, Mining dan Miscellaneous Industries. Reksa
Dana Obligasi berinvestasi
pada SUN seri benchmark tenor 5 - 10 tahun serta durasi portofolio dijaga di level 6.50-7.00. Alokasi portofolio untuk Obligasi
Korporasi tenor pendek (3 tahun) dengan kupon yang tinggi tetap dijaga untuk
menahan volatilitas market dan memaksimalkan return Reksa Dana.
Download PDF
Back to list