Weekly Perspective - W2 August 2018

Ekspektasi positif terhadap GDP Q2 2018 mendorong kenaikan IHSG

  • IHSG mengalami kenaikan sebesar +0.31% dari level 5,989.12 menjadi 6,007.58 selama seminggu terakhir (30 Juli – 3 Agustus 2018) melanjutkan penguatan yang terjadi pada minggu sebelumnya. Investor asing terus melakukan pembelian saham (net buy) selama seminggu terakhir dengan akumulasi sebesar Rp 1.10 triliun, sehingga dari akhir bulan Juni 2018 sampai dengan tanggal 3 Agustus 2018 asing mencatatkan akumulasi net buy sebesar Rp 1.40 triliun. Hal ini selain didorong oleh isu perang dagang yang mulai sedikit mereda ditambah proyeksi pertumbuhan GDP Q2 2018 yang akan mengalami peningkatan.  Sektor yang mengalami kenaikan terbesar yaitu agriculture sebesar +6.61% diikuti oleh sektor banking sebesar + 3.66% dan miscellaneous industry sebesar +1.67%. Sedangkan yang mengalami penurunan yaitu infrastructure sebesar -5.45% dan trade services -1.66%.
  • Pada pasar obligasi, harga Surat Utang Negara (SUN) yang ditujukkan dengan Bloomberg Indonesia Local Sovereign Index mengalami sedikit koreksi sebesar -0.04% selama 1 minggu terakhir (30 Juli – 3 Agustus 2018) serta pergerakan yield SUN tenor 10 tahun bergerak di kisaran 7.70 – 7.80% sejalan dengan kenaikan US Treasury 10 years yang sempat menyentuh level 3% pada tanggal 2 Agustus 2018 karena ekspektasi market terhadap data ekonomi Amerika untuk bulan Juli 2018 akan cukup solid seperti bulan-bulan sebelumnya. Berdasarkan laporan DJPPR per tanggal 03 Agustus 2018, dana asing yang masuk ke pasar SUN sudah mencapai Rp 9,10 triliun sejak Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan menjadi 5.25%. Kepemilikan asing naik dari Rp 830,20 triliun di akhir Juni 2018 menjadi Rp 839,30 triliun. Seminggu terakhir nilai Rupiah bergerak pada level Rp 14.410 – 14,495/USD.
  • Pertumbuhan GDP 2Q 2018 sebesar 5.27% (1Q: 5.06%) merupakan pertumbuhan GDP tertinggi sejak tahun 2013. Salah satu yang mendorong pertumbuhan GDP 2Q 2018 yaitu adanya pencairan THR dari bulan Ramadhan dan lebaran sehingga konsumsi rumah tangga meningkat serta belanja infrastruktur dari pemerintah untuk mempercepat penyelesaian proyek infrastruktur agar bisa digunakan pada lebaran.
  • Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi pada Juli 2018 sebesar 0,28 persen, lebih rendah dari inflasi Juni sebesar 0,59 persen namun inflasi Juli 2018 lebih tinggi dari inflasi Juli 2017 sebesar 0,22 persen. Secara Year on Year (YoY) inflasi tumbuh 3.18% sedangkan Year to Date (YtD) 2.18%.

Data Makroekonomi & Other Domestic Event

  • Rilis data ekonomi Amerika untuk data US- Non Farm Payroll bulan Juli 2018 mengalami pertumbuhan sebesar 157K (ekspektasi konsensus: 190K) lebih rendah daripada konsensus setelah selama 6 bulan terakhir pertumbuhan US - Non Farm Payroll selalu melebihi ekspektasi konsensus dan rilis data unemployment rate untuk bulan Juli 2018 yang mengalami penurunan tipis dari 3.9% di bulan Juni 2018 menjadi 3.85%.
  • Data ekonomi domestik yang ditunggu pada minggu kedua Agustus 2018 yaitu rilis data cadangan devisa dimana estimasi cadangan devisa Juli 2018 akan kembali mengalami penurunan dari USD 119.8 milyar ke USD 118 milyar karena intervensi Pemerintah menjaga pergerakan nilai tukar rupiah terhadap USD. Selanjutnya rilis data perdagangan bulan Juli 2018 akan keluar di Minggu kedua Agustus 2018 dimana ekspektasi konsensus akan ada suplus sebesar USD 900 juta melanjutkan surplus di bulan Juni 2018 sebesar USD 1.7 milyar.
  • Earning season Q2 2018 untuk periode QQ2/2018 menjadi perhatian dari pelaku pasar global dan domestik. Dimulai dari  emiten perbankan dimana big cap bank masih menunjukkan pertumbuhan laba yang solid. Sektor poultry, consumer discretionary, retailer, mining dan memberikan kinerja yang baik.  Negative earning terjadi pada sector konstruksi (project deliverable yang ditagihkan mengalami kemunduran) dan emiten Consumer dengan kandungan impor yang tinggi pada saat Rupiah mengalami pelemahan dan kenaikan biaya energi (transportasi), namun di sisi lain pertumbuhan revenue tidak dapat men-tradeoff kenaikan biaya.
  • Pendaftaran Presiden dan Wakil Presiden 2019 telah dibuka pada tanggal 4 – 10 Agustus 2018 dimana kemungkinan akan kembali mengulang kontestasi pada Pilpres 2014 antara Joko Widodo yang sekarang berstatus incumbent dan Prabowo Subianto kembali akan menjadi penantangnya. Menarik melihat siapa calon Wakil Presiden yang akan mendampingi dua pasangan calon tersebut kedepannya.


DISCLAIMER INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RESIKO. CALON PEMODAL WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DEPAN.

PT Majoris Asset Management (“Majoris”) telah memperoleh izin usaha sebagai Manajer Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dalam melakukan kegiatannya diawasi oleh OJK. Dokumen ini dibuat oleh Majoris hanya sebagai informasi singkat dan disesuaikan dengan ketentuan Peraturan yang berlaku. Segala perhatian telah diberikan secara seksama untuk menyakinkan bahwa informasi yang disajikan dalam dokumen ini tidak menyesatkan. Namun demikian, Calon Pemodal tidak disarankan untuk hanya mengandalkan keterangan dalam dokumen ini. Kerugian yang mungkin timbul karenanya tidak akan ditanggung.


Download PDF



Back to list